Kebutuhan istirahat dann tidur

MAKALAH
Konsep dan Prinsip Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Dosen : Rizka Yunita, S.Kep.,Ns.,M.kep
      Disusun oleh Kelompok 1 :
      Nama Anggota :
1.     Nurul Ikmaliyah
2.     Dina firnanda
3.     Aqidah Akhlak
4.     Hozaimatul Hillalia
5.     Miftahul Jannah
6.     Sri Wahyuni
7.     Robiatul Adawiyah
8.     Musthafa
9.     Abdur Rakhim Mahaldis

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
ZAINUL HASAN  PAJARAKAN – PROBOLINGGO
2017

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul”KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR”  dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren Zainul Hasan Genggong
2.      Ns. Iin Aini Isnawaty, S.Kep.,M.Kes. sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
3.      Ana Fitria Nusantara,S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan
4.      Rizka Yunita ,S.kep.,Ns.,M.kep Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan
5        Rizka Yunita ,S.kep.,Ns.,M.kep ,Sebagai Dosen Mata Kuliah KEPERAWATAN DASAR 1
Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini

Probolinggo,01 Desember 2017





DAFTAR ISI

·         Kata Pengantar......................................................................................2
·         Daftar Isi...............................................................................................3
·         BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................4
1.2 Rumusan masalah............................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................4
·         BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fisiologi Tidur.................................................................................5
2.1.1 Pengertian.....................................................................................5
2.1.2 Jenis-Jenis Tidur...........................................................................5
2.2 Irama sirkandian..............................................................................7
2.3 Pengaturan Tidur.............................................................................8
·         BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................10
·         DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PEMDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG

Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu sapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif,bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim. Memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologos, dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.


1.2  RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud fisiologi tidur ?
2.Sebutkan jenis-jenis tidur ?
3.Jelaskan tentang irama sirkandian ?
4.Jelaskan tentang pengaturan tidur ?

1.3  TUJUAN
1.Untuk mengetahui maksud dari fisiologi tidur
2.Untuk menegtahui jenis-jenis tidur
3.Untuk menegtahui tentang irama sirkandian
4.Untuk mengetahui tentang pengaturan tidur






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 FISIOLOGI TIDUR
            2.1.1Pengertian
Fisiologi tidur merupakan  kegiatan tidur oleh adanya  hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikulasi yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaaan dan tidur terletak dalam mensefalon dan bagian atas pons. Selain itu , reticular activating system (RAS) dapat memeberikan rangsangan visual, pendengaran,nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks sesrebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepinetrin. Demikian juga pada saat tidur , kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serumserotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang  otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR). Sedangkan bangun bergantung pada keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbik. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus perubahan dalam tidur  dalah RAS dan BSR.
           
2.1.2 Jenis-Jenis Tidur
  Dalam prosesnya tidur dibagi kedalam dua jenis. Pertama, jenis tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan dalam sistem pengaktivitasi retikulasi, disebut juga dengan tidur gelombang lambat ( slow wave sleep) karena gelombang otak bergerak sangat lambat, atau isebut juga tidur non-rapid eye ovement (NREM). Kedua , jenis  tidur yang disebabkan oleh penyaluran abnormal dari isyarat-isyarat dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara bererti, disebut dengan jenis tidur paradoks, atau disebut juga tidur rapid eye movement (REM).

A.   Tidur Gelombang Lambat

Jenis tidur ini dkenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh, atau juga dikenal dengan tidur nyenyak. Pada tidur jenis ini, gelombang otak bergerak lebih lambat , sehingga menyebabkan tidur tanpa bermimpi. Tidur gelombang lambat  bisa juga  disebut dengan tidur grlombang delta, dengan ciri-ciri yaitu betul-betul istirahat penuh, tekanan darah menurun, ferkuensi napas menurun, pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang, dan metabolisme turun.
Perubahan selama proses tidur gelombang lambat adalah melalui elektroensafalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada pada setiap tahap tidur, yaitu pertama, terjadi perlambatan kewaspadaan penuh dengan gelombang beta yang berfrekuensi tinggi bervoltase rendah; kedua, istirahat tenang yang diperlihatkan pada gelombang alfa; ketiga, tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang  alafa  ke jenis teta atau delta yang bervoltase tinggi dengan kecepatan 1-2 per detik.

Ø  Tahapan Tidur Jenis Gelombang Lambat
1.      Tahap I
Tahap  I merupaka tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri yatu rileks, masih sadar dengan lingkungan, meraa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, dapat bangun segera selama hatap ini berlangsung selama 15 menit.
2.      Tahap II
Tahap II merupaka tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri yaitu mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.

3.      Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi napas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkanoleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis dan sulit untuk bangun.

4.      Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun, serta tonus otot menurun.


B.   Tidur Paaradoks
Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rafta-rata timbul 90 menit. Periode pertama trejadi selama 80-100 menit, akan tetapi apabila konndisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur  ini  tidak ada . Ciri tidur paradoks adalaah sebagai berikut :
1.      Biasanya disrtai dengan mimi aktif.
2.      Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur  nyenyak gelombang lambat.
3.      Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
4.      Frekuensi jantung pernapasan menjadi tidak teratur.
5.      Pada oto peroferterjadi beberapa gerakan otot yang  tidak teratur.
6.      Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan tekanan darah meningkat atau berfrekuensi , sekresi gaster meningkat, dan metabolisme  meningkat.
7.      Tidur ini penting  untuk keseimbangan mental,emosi,juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi.





2.2 Irama Sirkandian
            Irama sirkandian termasuk siklus tidur- bangun harian, dipengaruhi oleh cahaya dan suhu serta faktor-faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan. Semuan orang mempunyai jam yang sinkron dengan siklus tidur mereka. Beberapa orang dapat tertidur  pada pukul 08 dini hari. Orang yang berbeda juga berfungsi terbaik pada waktu yang berbeda dalam satu hari. Horne Ostberg (1976) menguraikan dua kelompok orang, jenis pagi dan malam. Oraang pagi menyukai pergi tidur dan bangun pagi, melakukan kegiatan pada pagi hari adalah paling baik. Orang malam menyukai tidur dan bangun lambat, paling baik berfungsi pada malam hari.
            Irama biologis tidur seringkal menjadi sirkon dengan fungsi tubuh yang lain. Perubahan dalam suhu tubuh, sebagai contoh, berkolerasi dengan pola tidur. Secara normal, suhu tubuh meningkat memuncak pada siang hari, menurun secara bertahap, dan kemudian turun secara tajam setelah orang tertidur. Jika siklus tidur- bangun menjadi terganggu fungsi fisiologis lain dapat berubah juga. Sebagai contoh, seseorang mungkin mengalami penurunan nafsu makan dan kehilangan berat badan. Kegagalan untuk mempertahankan siklus tidur-bangun individual yang biasanya dapat secara berlawanan mempengaruhi kesehatan keseluruhan seseorang.
             Kontrol pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara dua mekanisme serebralyang mengaktivasi secara intermiten dan menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme menyebabkan terjaga, dan yang lain menyebabkan tertidur. Sistem aktivasi retikular (SAR) berkolasi pada batang otak teratas. SAR dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. Sar menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil. Aktivitas korteks serebral (mis, proses emosi atau pikiran) juga menstimulasi SAR.  Saat terbangun merupakan hasil dari neuron dalam SAR yang mengeluarkan katekolamin seperti norepinefrin (Sleep Research Society, 1993).
            Ketika orang mencoba tertidur mereka akan menutup mata dan berada posisi rileks. Stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivitasi SAR selanjutnya menurun. Pda bebrapa bagian, BSR mengambil alih, yang menyebabkan tidur.


2.3  Pengaturan tidur
            Tidur merupakan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin, kardiovaskuler, respirasi dan musculoskeletal (Robinson 1993 dalam potter ). Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan electroencephalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tenus otot dengan menggunakan electromiogram (EMG) dan electrooculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata.
            Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme serebra yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Reticular Activating System (RAS) dibagian batang otak atas diyakini memiliki sel-sel khusus dalam memertahankan kewaspadaaan dan kesadaran. RAS memberikan stimulus dari korteks serebri (emosi, proses pikir).
            Pada keadaan sadar mengakitbar neuron- neuron dalam RAS melepaskan katekolamin, misalnya ephineprine. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan serum serotin dari sel-sel spesifik di pons dan batang oak tengah yaitu bulbar synchrinizing rasional (BSR). Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima pusat otak , reseptor sensori perifer misalnya bunyi , stimulus cahaya , dan sistem limbik sepert emosi .
            Seseorang yang mencoba untuk tidur , mereka menutupi matanya dan berusaha dalam posisi rileks . jika ruangan gelap dan tenang aktifitas RAS menurun , pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotin yang menyebabkan tidur.







BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
            Fisiologi tidur merupakan  kegiatan tidur oleh adanya  hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikulasi yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur.

3.2 SARAN
Kami merasa makalah ini banyak kekurangan dalam ,karena kurangnya pengetahuan saat pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada pembaca agar kami dapat membuat makalah ini dengan baik.










DAFTAR PUSTAKA

Hidayat. AAA., musifatul uliya. 2008. Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia; EGC
potter, perry, 2005. Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses, dan praktik, edisi edisi 4
http;//beequinn.wordpress.com/nursing/kebutuhan-dasar-manusia-i-kdm-i/nyeri
http;//ekapurwati.blogspot.com/2009/01/20/klasifikasi-nyeri
http;//barakuswinata.blogspot.com/2013/01/kebutuhan-rasa-aman-nyaman-html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

kebutuhan rasa nyaman

bentuk kemasan obat

Teori Leininger