transkultural keperawatan
MAKALAH
PENGKAJIAN BUDAYA
DOSEN PEMBIMBING :
ROISAH SKM.M.,Kes
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK
7 :
NAMA
|
NIM
|
1.
AHMAD NURUL . F
|
14201.09.17004
|
2.
AYU LESTARI
|
14201.09.17007
|
3.
MUTI’ATUN NAFISAH
|
14201.09.17042
|
4.
NURUL IKMALIAH
|
14201.09.17046
|
5.
ROBIATUL ADAWIYAH
|
14201.09.17048
|
6.
TUTIK HIDAYATI
|
14201.09.17052
|
PROGRAM STUDY S1
KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY
ZAINUL HASAN GENGGONG
PADJARAKAN –
PROBOLINGGO
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpah rahmat
dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dan
sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator
sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat
manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun
maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty,
kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul” PENGKAJIAN BUDAYA’’ dan
dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. KH.
Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren Zainul
Hasan Genggong.
2. Dr.
H. Nur hamim, M.Kep.,S.Kep.Ns sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan
Genggong.
3. Shinta
wahyusari S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan.
4. Rizka Yunita, S.kep.,Ns.,M.kep
Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan.
5. Roisah SKM.M.Kes. sebagai dosen mata Psikososial budaya dalam
keperawatan.
Pada
akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran
dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi
makalah ini.
Genggong
, 14 November
2018
DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................
i
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang.............................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
1.4
Manfaat.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
dari konsep transkultural............................................................. 3
2.2
Konsep transkultural..................................................................................... 4
2.3
Konsep dalam Transcultural Nursing............................................................ 5
2.4
Peran dan fungsi transkultural....................................................................... 6
2.5
Paradigma Transcultural Nursing.................................................................. 7
2.6
Proses keperawatan Transcultural Nursing.................................................... 8
2.7
Aspek budaya terhadap Kesehatan dan Penyakit......................................... 9
2.8
Kajian Kesehatan Yang Terkait Dengan Budaya......................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 11
3.2 Saran............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Teori keperawatan atau konsep model dalam keperawatan
merupakan teori yang mendasari bagaimana seorang perawat dalam mengaplikasikan
praktik keperawatan, beberapa teori diantaranya adalah teori adaptasi dari roy,
teori komunikasi terapeutik dari peplau, teorigoal atteccment dari betty newman
dan sebagainya. Leininger’s konsep model yang dikenal dengan sunrise modelnya
merupakan salah satu teori yang diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
Teori leininger berasal dari ilmu antropologi, tapi
konsep ini relevan untuk keperawatan. Leininger mendefinisikan “Transkultural
nursing” sebagai area yang luas dalam keperawatan yang mana berfokus dalam
komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai
perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola
tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge
untuk kultur yang universal dalam keperawatan.
Aplikasi teori dalam transkultural dalam keperawatan
diharapkan adanya kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan kultur. Hal ini
berarti perawat yang professional memiliki pengetahuan dan praktek yang
berdasarkan kultur secara konsep perencanaan dan untuk praktik keperawatan.
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains
dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada
kultur yang spesifik dan universal kultur yang spesifik adalah kultur dengan
nilai-nilai dan norma spesifik yang dimiliki oleh kelompok lain. Kultur yang
universal adalah nilai-nilai dan norma – norma yang diyakini dan dilakukan
hampir semua kultur seperti budaya minum dapat membuat tubuh sehat.
Leininger mengembangkan teorinya dari perbadaan kultur
dan universal berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur
dapat menjadi sumber informasi dan menentuan jenis perawatan yang diinginkan
dari pemberian peleyanan yang professional, karena kultur adalah pola kehidupan
masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan. Culture care
adalah teori yang holistic karena meletakan di dalam nya ukuran dari totalitas
kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk social struktur, pandangan
dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta
system professional.(Leininger.2002).
1.2 Rumusan masalah
1.
Pengertian dari konsep
transkultural ?
2.
Konsep transkultural ?
3.
Konsep
dalam Transcultural Nursing ?
4.
Peran dan fungsi
transkultural ?
5.
Paradigma
Transcultural Nursing ?
6.
Proses
keperawatan Transcultural Nursing ?
7.
Aspek budaya terhadap
Kesehatan dan Penyakit ?
8.
Kajian Kesehatan Yang
Terkait Dengan Budaya ?
1.3 Tujuan penulisan
1.
Untuk mengetahui
pengertian dari konsep transkultural
2.
Untuk mengetahui
konsep transkultural
3.
Untuk mengetahui
transcultural nursing
4.
Untuk mengetahui
fungsi transkultural
5.
Untuk mengetahui
transkultural nursing
6.
Untuk mengetahui
proses keperawatan transkultural nursing
7.
Untuk mengetahui aspek
budaya terhadap kesehatan dan penyakit
8.
Untuk mengetahui
kajian kesehatan yang terkait dengan budaya
1.4 Manfaat
1. Bagi institusi Pendidikan, hasil
makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di bidang kesehatan sebagai
bahan informasi.
2. Bagi pembaca dapat mengetahui dan
memahami mengenai materi tentang konsep transkultural nursing
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transkultural
Transkultural
berasal dari kata trans dan culture, Trans berarti aluar perpindahan, jalan
lintas atau penghubung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; trans berarti
melintang, melintas, menembus, melalui. Culture berarti budaya. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia kultur berarti: kebudayaan, cara pemeliharaan,
pembudidayaan.
Kepercayaan,
nilai-nilai dan pola perilaku yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan
diteruskan pada generasi berikutnya, sedangkan cultural berarti: Sesuatu yang
berkaitan dengan kebudayaan. Budaya sendiri berarti: akal budi, hasil dan adat
istiadat. Dan kebudayaan berarti: Hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi pedoman
tingkah lakunya. Jadi, transkultural dapat diartikan sebagai: Lintas budaya
yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lain.
Pertemuan kedua nilai-nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi
sosial. Transcultural Nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan
dengan perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya nilai budaya yang berbeda,
ras, yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan
kepada klien / pasien. (Leininger.2002).
2.2 Konsep Transkultural
Kazier Barabara ( 1983 ) dalam
bukuya yang berjudul Fundamentals of Nursing Concept and Procedures mengatakan
bahwa konsep keperawatan adalah tindakan perawatan yang merupakan konfigurasi
dari ilmu kesehatan dan seni merawat yang meliputi pengetahuan ilmu humanistic,
philosopi perawatan, praktik klinis keperawatan, komunikasi dan ilmu sosial.
Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat seorang manusia yang menjadi
target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio psycho, social, spiritual. Oleh karenanya,
tindakan perawatan harus didasarkan pada tindakan yang komperhensif sekaligus
holistik.
Budaya
merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata sebagai
manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma, adat istiadat menjadi
acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain. Pola kehidupan yang
berlangsung lama dalam suatu tempat, selalu diulangi, membuat manusia terikat
dalam proses yang dijalaninya. Keberlangsungaan terus-menerus dan lama
merupakan proses internalisasi dari suatu nilai-nilai yang mempengaruhi
pembentukan karakter, pola pikir, pola interaksi perilaku yang kesemuanya itu
akan mempunyai pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan ( cultural
nursing approach ).
2.3
Konsep dalam Transcultural Nursing
1.
Budaya
norma atau aturan tindakan dari
anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam
berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
2.
Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan
yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu
tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
3.
Perbedaan budaya dalam asuhan
keperawatan
Bentuk yang optimal dari pemberian
asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan
yang dibutuhkan untukmeberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya
individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari
individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi.
4.
Etnosentris
Persepsi yang dimiliki oleh individu
yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang
dimiliki oleh orang lain.
5.
Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras
tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan
yang lazim.
6.
Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan
pada mendiskreditkan pada asalmuasal manusia.
7.
Etnografi
Ilmu yang mempelajari budaya.
Pendekatan metodologi pada penilitian etnografi mrmungkinkan perawat untuk
mengembangkan kesadaran yang lebih tinggi pada perbedaan budaya setiap
individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan
orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
8.
Care
Fenomena yang berhubungan dengan
bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan
adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9.
Caring
Tindakan langsung yang diarahkan
untuk membimbing mendukung yang mengarahkan individu, keluarga atau kelompok
pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.
10. Caring
Berkenan dengan kemampuan kognitif
uantuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk
membimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga, sehat,
berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian
dengan damai.
11. Cultural
imposition
Berkenan dengan kecendurungan tenaga
kesehatan untuk memakskan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang
lain, karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari
pada kelompok lain.
2.4 Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya
mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu, penting
bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat (Pasien).
Misalnya kebiasaan hidup sehari-hari, seperti tidur, makan, kebersihan diri,
pekerjaan , pergaulan social, praktik kesehatan, pendidikan anak, ekspresi
perasaan, hubungan kekeluargaaan, peranan masing-masing orang menurut umur.
Kultur juga terbagi dalam sub-kultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur
yang tidak seluruhnya menganut pandangan kelompok kultur yang lebih besar atau
memberi makna yang berbeda. Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan
kebiasaan cultural.
Nilai-nilai
budaya Timur, menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat pelayanan dari
dokter pria . Dalam beberapa setting, lebih mudah menerima pelayanan kesehatan
pre-natal dari dokter wanita dan bidan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya Timur
masih kental dengan hal-hal yang dianggap tabu.
Dalam
tahun-tahun terakhir ini, makin ditekankan pentingnya pengaruh kultur terhadap
pelayanan perawatan. Perawatan Transkultural merupakan bidang yang relative
baru, ia berfokus pada studi perbandingan nilai-nilai dan praktik budaya
tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya. Mengatakan bahwa
transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan
perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya (nilai budaya yang berbeda ras,
yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien). Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan praktik budaya
yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional). Caring
practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan
kesehatan.
Menurut Dr.
Madelini Leininger, studi praktik pelayanan kesehatan transkultural adalah
berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan
dengan kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam berbagai
budaya(kultur), baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul
persamaan-persamaan. Leininger berpendapat, kombinasi pengetahuan tentang pola
praktik transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya
pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai kultur. (Prima.AE
(2011)
2.5 Paradigma Transcultural Nursing
Leiningar (1985) mengartikan paradigma keperawatan
transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuha keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya
terhadap empay konsep sentral keperawatan yaitu: manusia, kesehatan,
lingkungan, keperawatan. (Andrew and Boyle, 1995).
1. Manusia
Manusia adalah
individu, keluarga, kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan melakukan pilihan. (Leininger
1984). Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Kesehatan
Kesehatan
adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya,
terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan keyakinan, nilai, pola
kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara
keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktifitas sehari-hari.
Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan
sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif. (Andrew and Boyle,1995)
3. Lingkungan
Lingkungan
didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas
kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu: fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah
lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa,
pengunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang
hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan
sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi
individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas.
Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan
individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup,
bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan
keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negosiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,1991)
Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila
budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah
dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya: budaya olahraga setiap pagi.
Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi
keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap
budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yangberbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yangberbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien
dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana
hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana
hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.
2.6 Proses keperawatan Transcultural Nursing
Model
konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan
asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari
terbit (Sunrise Model) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien. Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari
terbit (Sunrise Model) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien. Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses
mengumpulkan data untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :
a.
Faktor teknologi (tecnological
factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan
individu untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam
pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat
atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan
klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
b. Faktor agama
dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang
mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya. Agama
memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas
segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji
oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak
positif terhadap kesehatan.
c. Faktor sosial
dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus
mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal
lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
d. Nilai-nilai
budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu
yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau
buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas
pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah : posisi
dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan,
kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
e. Faktor
kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit
yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam
asuhan keperawatan lintas budaya. Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah :
peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota
keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
f.
Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit
memanfaatkan sumber-sumber
material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan
klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga.
material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan
klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga.
g.
Faktor pendidikan (educational
factors)
Latar belakang pendidikan klien
adalah pengalaman klien dalam
menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah:tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah:tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar
belakang
budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini..
budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini..
3. Perencanaan dan
Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam
keperawatan transkultural adalah
suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien. Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu: mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien. Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu: mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
4.
Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural
dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai
dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan
atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya
yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien.
2.7
Aspek
budaya terhadap Kesehatan dan Penyakit
Beberapa
kecenderungansosial yang dapat memengaruhi kesehatan antara lain adalah
perubahan gaya hidup, bertambahnya penghargaan pada kualitas hidup, perubahan
komposisi keluarga dan pola hidup, kenaikan pendapatan rumah tangga, serta
adanya perbaikan definisi dari kualitas perawatan kesehatan. Agar pengkajian
keperawatan dapat dilakukan secara baik dan lengkap, perawat perlu memiliki
pemahaman terhadap budaya yang dianut oleh kliennya, selain itu budaya juga
menuntun perawat agar dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara baik dengan
klien dan lingkungannya.
Status
kesehatan sangat dipengaruhi oleh interaksi faktor fisiologis, kebudayaan,
psikologis, dan sosila yang belum tentu dipahami oleh masyarakat umum.
Pemecahan masalah dalam pelayanganan kesehatan diwarnai adanya keragaman agama,
termasuk pendidikan dan informasi kesehatan, pemberian dan pembiayaan pelayanan
kesehatan, pengembangan profesi kesehatan, usaha kooperatif dengan sektor
nonpemerintah, pengembangan data, dan agenda riset.
Peran
perawat dalam mempengaruhi kesehatan masyarakat yang beragam pada umumnya
mengacu pada berbagai prinsip seperti melakukan pengkajian kulturologis (ilmu
budaya), melakukan self assessment secara
kebudayaan, mencari pengetahuan mengenai kebudayaan lokal, mengenali aspek
politik dari kelompok yang beragam beserta kebudayaannya, meningkatkan
kepekaaan dan menyediakan pelayanan yang kompeten secara kultural, serta
mengenali masalah kesehatan yang berdasarkan budaya. (Sumijatun.2005).
2.8 Kajian Kesehatan Yang
Terkait Dengan Budaya
Dalam
penelitian budaya ternyata sangat erat kaitannya dengan dunia kesehatan sebagai
berikut:
1. Kajian
terhadap penyakit
Kajian ini
lebih menekankan pada fenomena yang ditunjukkan oleh klien daripada yang di
konsepsikan oleh ilmu kesehatan. Hal ini berarti kajian yang di lakukan lebih
ke arah fenomenologi karena telah mempertimbangkan perilaku dan makna yang
ditunjukkan klien sebagai subjek penelitian. Dalam kaitan ini, Arthur Kleinman
menggunakan istilah “dunia moral lokal”
untuk menunjukkan latar belakang ekonomi, sosial, dan politik dalam kaitannya
dengan penyakit klien. Latar belakang tersebut selanjutnya dihubungkan dengan
pengalaman klien sehingga akan terpahami realita moral khusus yang ada di
dalamnya. Pengkajian lebih jauh juga dikaitkan dengan latar belakang budaya
klien. Pandangan inilah yang mungkin dikenal dengan peneliti budaya kesehatan.
2.
Kajian terhadap
masalah situasi dan lingkungan
Situasi dan lingkungan
merupakan bagian dari kehidupan manusia yang akan membentuk dan dibentuk oleh
budaya setampat dan/atau oleh budaya orang lain. Pandangan terhadap manusia
yang mulai sadar terhadap situasi dan lingkungan ini pada gilirannya menjadi
perhatian kesehatan lingkungan.
3.
Kajian terhadap budaya
fisik
Menurut Merleau-Ponty,
subjektivitas merupakan kehidupan fisik di dunia, bahkan sikap simpati dan
empati merupakan sifat dasar kehidupan fisik juga. Oleh karena itu pemahaman
fenomenologi perlu mendasarkan kehidupan fisik ini sebak fisik merupakan
primordial dan subjektivitas manusia sebagai makhluk sosial.
4. Kajian
terhadap historiografi
Yaitu memandang
fenomena dalam kaitan kehidupan dan sejarah. Dalam keperawatan, pengkajian
riwayat klien sejak dalam kandungan sampai dengan meninggal merupakan sejarah
panjang kesehatan yang seharusnya ditelusuri, terutama yang terkait dengan
adanya gangguan tubuh kembang.
Dalam keperawatan,
proses awal dari asuhan keperawatan adalah pengkajian, untuk mendapatkan hasil
yang objektif perawat perlu banyak belajar tentang fenomena yang terjadi pada klien
tersebut yang meliputi penyakit, situasi dan lingkungan, kehidupan fisik, dan
juga kehidupan serta sejarah. (Endraswara S. 2006)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehidupan manusia sangat berkaitan dengan budaya. Dalam antropologi,
budaya merupakan pola-pola tingkah laku dan pikiran yang dibuat,dipelajari, dan
disebarkan oleh manusia. Setiap kelompok manusia memiliki budaya yang berbeda
dengan kelompok lain. Karena salah satu sifat kebudayaan itu disebarkan maka
kebudayaan tiap-tiap kelompok manusia akan menemukan satu titik yang merupakan
titik pertemuan antar kebudayaan dari tiap-tiap kelompok manusia. Dari
pertemuan tadi akan terjadi kontak budaya yang berakibat penggabungan antar
kebudayaan tanpa menghilangkan kebudayaan sendiri (akulturasi) atau
penggabungan antar kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru (asimilasi).
Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang
nyata sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma, adat
istiadat menjadi acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain. Pola
kehidupan yang berlangsung lama dalam suatu tempat, selalu diulangi, membuat
manusia terikat dalam proses yang dijalaninya. Keberlangsungaan terus-menerus
dan lama merupakan proses internalisasi dari suatu nilai-nilai yang
mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola interaksi perilaku yang
kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan (
cultural nursing approach ).
Kultur juga terbagi dalam sub-kultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu
kultur yang tidak seluruhnya menganut pandangan kelompok kultur yang lebih
besar atau memberi makna yang berbeda. Kebiasaan hidup juga saling berkaitan
dengan kebiasaan cultural.
3.2 Saran
·
Bagi institusi Pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan bacaan di bidang kesehatan sebagai bahan informasi.
·
Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi tentang
bentuk kemasan obat.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew,
MM & Boyle, J.S (2008). Transcultural concept in nursing care.
5th ed. Lippincott,USA
Perry.Potter
. (2009) Fundamental Of Nursing. Jakarta
: Salemba Medika.
Pratiwi.Arum
. (2011). Buku Ajar Keperawatan
Transkultural Jogjakarta ,: Gosyen Publishing.
Prima.AE
(2011). Transkultural Dalam Keperwatan.
Royal
Collage Of Nursing (2006), Trancultural
Nursing Care Of Adult; Section One.
Komentar
Posting Komentar