transkultural keperawatan

MAKALAH
PENGKAJIAN BUDAYA
DOSEN PEMBIMBING :
ROISAH SKM.M.,Kes
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7 :
NAMA
NIM
1.      AHMAD NURUL . F
14201.09.17004
2.      AYU LESTARI
14201.09.17007
3.      MUTI’ATUN NAFISAH
14201.09.17042
4.      NURUL IKMALIAH
14201.09.17046
5.      ROBIATUL ADAWIYAH
14201.09.17048
6.      TUTIK HIDAYATI
14201.09.17052


PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PADJARAKAN – PROBOLINGGO
2018

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul” PENGKAJIAN BUDAYA’’ dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren Zainul Hasan Genggong.
2.      Dr. H. Nur hamim, M.Kep.,S.Kep.Ns sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
3.      Shinta wahyusari S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan.
4.      Rizka Yunita, S.kep.,Ns.,M.kep Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan.
5.      Roisah SKM.M.Kes. sebagai dosen mata Psikososial budaya dalam keperawatan.
Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.

Genggong , 14 November 2018




DAFTAR ISI
         Cover.............................................................................................................. i
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1         Latar  Belakang.............................................................................................. 1
1.2         Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3         Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
1.4         Manfaat.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1          Pengertian dari konsep transkultural............................................................. 3
2.2          Konsep transkultural..................................................................................... 4
2.3          Konsep dalam Transcultural Nursing............................................................ 5
2.4          Peran dan fungsi transkultural....................................................................... 6
2.5          Paradigma Transcultural Nursing.................................................................. 7
2.6          Proses keperawatan Transcultural Nursing.................................................... 8
2.7          Aspek budaya terhadap Kesehatan dan Penyakit......................................... 9
2.8          Kajian Kesehatan Yang Terkait Dengan Budaya......................................... 10
BAB  III PENUTUP
3.1    Kesimpulan..................................................................................................... 11
3.2    Saran............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 12








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Teori keperawatan atau konsep model dalam keperawatan merupakan teori yang mendasari bagaimana seorang perawat dalam mengaplikasikan praktik keperawatan, beberapa teori diantaranya adalah teori adaptasi dari roy, teori komunikasi terapeutik dari peplau, teorigoal atteccment dari betty newman dan sebagainya. Leininger’s konsep model yang dikenal dengan sunrise modelnya merupakan salah satu teori yang diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
Teori leininger berasal dari ilmu antropologi, tapi konsep ini relevan untuk keperawatan. Leininger mendefinisikan “Transkultural nursing” sebagai area yang luas dalam keperawatan yang mana berfokus dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang universal dalam keperawatan.
Aplikasi teori dalam transkultural dalam keperawatan diharapkan adanya kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan kultur. Hal ini berarti perawat yang professional memiliki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur secara konsep perencanaan dan untuk praktik keperawatan. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang dimiliki oleh kelompok lain. Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan norma – norma yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur seperti budaya minum dapat membuat tubuh sehat.
Leininger mengembangkan teorinya dari perbadaan kultur dan universal berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat menjadi sumber informasi dan menentuan jenis perawatan yang diinginkan dari pemberian peleyanan yang professional, karena kultur adalah pola kehidupan masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan. Culture care adalah teori yang holistic karena meletakan di dalam nya ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk social struktur, pandangan dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta system professional.(Leininger.2002).

1.2 Rumusan masalah
1.        Pengertian dari konsep transkultural ?
2.        Konsep transkultural ?
3.        Konsep dalam Transcultural Nursing ?
4.        Peran dan fungsi transkultural ?
5.        Paradigma Transcultural Nursing ?
6.        Proses keperawatan Transcultural Nursing ?
7.        Aspek budaya terhadap Kesehatan dan Penyakit ?
8.        Kajian Kesehatan Yang Terkait Dengan Budaya ?

1.3 Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari konsep transkultural
2.      Untuk mengetahui konsep transkultural
3.      Untuk mengetahui transcultural nursing
4.      Untuk mengetahui fungsi transkultural
5.      Untuk mengetahui transkultural nursing
6.      Untuk mengetahui proses keperawatan transkultural nursing
7.      Untuk mengetahui aspek budaya terhadap kesehatan dan penyakit
8.      Untuk mengetahui kajian kesehatan yang terkait dengan budaya
1.4 Manfaat
1.      Bagi institusi Pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di bidang kesehatan sebagai bahan informasi.
2.      Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi tentang konsep transkultural nursing







BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Transkultural
Transkultural berasal dari kata trans dan culture, Trans berarti aluar perpindahan, jalan lintas atau penghubung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; trans berarti melintang, melintas, menembus, melalui. Culture berarti budaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti: kebudayaan, cara pemeliharaan, pembudidayaan.
Kepercayaan, nilai-nilai dan pola perilaku yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya, sedangkan cultural berarti: Sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan. Budaya sendiri berarti: akal budi, hasil dan adat istiadat. Dan kebudayaan berarti: Hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi pedoman tingkah lakunya. Jadi, transkultural dapat diartikan sebagai: Lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lain. Pertemuan kedua nilai-nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial. Transcultural Nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya nilai budaya yang berbeda, ras, yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada klien / pasien. (Leininger.2002).

2.2  Konsep Transkultural
Kazier Barabara ( 1983 ) dalam bukuya yang berjudul Fundamentals of Nursing Concept and Procedures mengatakan bahwa konsep keperawatan adalah tindakan perawatan yang merupakan konfigurasi dari ilmu kesehatan dan seni merawat yang meliputi pengetahuan ilmu humanistic, philosopi perawatan, praktik klinis keperawatan, komunikasi dan ilmu sosial. Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat seorang manusia yang menjadi target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio  psycho, social, spiritual. Oleh karenanya, tindakan perawatan harus didasarkan pada tindakan yang komperhensif sekaligus holistik.
Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma, adat istiadat menjadi acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain. Pola kehidupan yang berlangsung lama dalam suatu tempat, selalu diulangi, membuat manusia terikat dalam proses yang dijalaninya. Keberlangsungaan terus-menerus dan lama merupakan proses internalisasi dari suatu nilai-nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola interaksi perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan ( cultural nursing approach ).

2.3  Konsep dalam Transcultural Nursing
1.      Budaya
norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
2.      Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
3.      Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untukmeberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi.
4.      Etnosentris
Persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
5.      Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6.      Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan pada asalmuasal manusia.
7.      Etnografi
Ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penilitian etnografi mrmungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang lebih tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
8.      Care
Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9.      Caring
Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing mendukung yang mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
10.  Caring
Berkenan dengan kemampuan kognitif uantuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk membimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11.  Cultural imposition
Berkenan dengan kecendurungan tenaga kesehatan untuk memakskan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain, karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari pada kelompok lain.

2.4  Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu, penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat (Pasien). Misalnya kebiasaan hidup sehari-hari, seperti tidur, makan, kebersihan diri, pekerjaan , pergaulan social, praktik kesehatan, pendidikan anak, ekspresi perasaan, hubungan kekeluargaaan, peranan masing-masing orang menurut umur. Kultur juga terbagi dalam sub-kultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya menganut pandangan kelompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda. Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai-nilai budaya Timur, menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting, lebih mudah menerima pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya Timur masih kental dengan hal-hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, makin ditekankan pentingnya pengaruh kultur terhadap pelayanan perawatan. Perawatan Transkultural merupakan bidang yang relative baru, ia berfokus pada studi perbandingan nilai-nilai dan praktik budaya tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya. Mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya (nilai budaya yang berbeda ras, yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien). Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional). Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger, studi praktik pelayanan kesehatan transkultural adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam berbagai budaya(kultur), baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan-persamaan. Leininger berpendapat, kombinasi pengetahuan tentang pola praktik transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai kultur. (Prima.AE (2011)

2.5 Paradigma Transcultural Nursing
Leiningar (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuha keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empay konsep sentral keperawatan yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan, keperawatan. (Andrew and Boyle, 1995).
1.      Manusia
Manusia adalah individu, keluarga, kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan melakukan pilihan. (Leininger 1984). Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).


2.      Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktifitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif. (Andrew and Boyle,1995)
3.      Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu: fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pengunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4.      Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negosiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,1991)

Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya: budaya olahraga setiap pagi.
Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yangberbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana
hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.

2.6   Proses keperawatan Transcultural Nursing
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan
asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari
terbit (Sunrise Model) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien. Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.      Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu : 
a.      Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.

b.      Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
c.       Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
d.      Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
e.       Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya. Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
f.          Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber
material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan
klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga.
g.         Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam
menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah:tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2.        Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang
budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini..
3.      Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transkultural adalah
suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien. Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu: mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
4.      Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
2.7  Aspek budaya terhadap Kesehatan dan Penyakit
Beberapa kecenderungansosial yang dapat memengaruhi kesehatan antara lain adalah perubahan gaya hidup, bertambahnya penghargaan pada kualitas hidup, perubahan komposisi keluarga dan pola hidup, kenaikan pendapatan rumah tangga, serta adanya perbaikan definisi dari kualitas perawatan kesehatan. Agar pengkajian keperawatan dapat dilakukan secara baik dan lengkap, perawat perlu memiliki pemahaman terhadap budaya yang dianut oleh kliennya, selain itu budaya juga menuntun perawat agar dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara baik dengan klien dan lingkungannya.
Status kesehatan sangat dipengaruhi oleh interaksi faktor fisiologis, kebudayaan, psikologis, dan sosila yang belum tentu dipahami oleh masyarakat umum. Pemecahan masalah dalam pelayanganan kesehatan diwarnai adanya keragaman agama, termasuk pendidikan dan informasi kesehatan, pemberian dan pembiayaan pelayanan kesehatan, pengembangan profesi kesehatan, usaha kooperatif dengan sektor nonpemerintah, pengembangan data, dan agenda riset.
Peran perawat dalam mempengaruhi kesehatan masyarakat yang beragam pada umumnya mengacu pada berbagai prinsip seperti melakukan pengkajian kulturologis (ilmu budaya), melakukan self assessment secara kebudayaan, mencari pengetahuan mengenai kebudayaan lokal, mengenali aspek politik dari kelompok yang beragam beserta kebudayaannya, meningkatkan kepekaaan dan menyediakan pelayanan yang kompeten secara kultural, serta mengenali masalah kesehatan yang berdasarkan budaya. (Sumijatun.2005).
2.8 Kajian Kesehatan Yang Terkait Dengan Budaya
Dalam penelitian budaya ternyata sangat erat kaitannya dengan dunia kesehatan sebagai berikut:
1.      Kajian terhadap penyakit
Kajian ini lebih menekankan pada fenomena yang ditunjukkan oleh klien daripada yang di konsepsikan oleh ilmu kesehatan. Hal ini berarti kajian yang di lakukan lebih ke arah fenomenologi karena telah mempertimbangkan perilaku dan makna yang ditunjukkan klien sebagai subjek penelitian. Dalam kaitan ini, Arthur Kleinman menggunakan istilah “dunia moral lokal” untuk menunjukkan latar belakang ekonomi, sosial, dan politik dalam kaitannya dengan penyakit klien. Latar belakang tersebut selanjutnya dihubungkan dengan pengalaman klien sehingga akan terpahami realita moral khusus yang ada di dalamnya. Pengkajian lebih jauh juga dikaitkan dengan latar belakang budaya klien. Pandangan inilah yang mungkin dikenal dengan peneliti budaya kesehatan.
2.         Kajian terhadap masalah situasi dan lingkungan
Situasi dan lingkungan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang akan membentuk dan dibentuk oleh budaya setampat dan/atau oleh budaya orang lain. Pandangan terhadap manusia yang mulai sadar terhadap situasi dan lingkungan ini pada gilirannya menjadi perhatian kesehatan lingkungan.
3.         Kajian terhadap budaya fisik
Menurut Merleau-Ponty, subjektivitas merupakan kehidupan fisik di dunia, bahkan sikap simpati dan empati merupakan sifat dasar kehidupan fisik juga. Oleh karena itu pemahaman fenomenologi perlu mendasarkan kehidupan fisik ini sebak fisik merupakan primordial dan subjektivitas manusia sebagai makhluk sosial.
4.      Kajian terhadap historiografi
Yaitu memandang fenomena dalam kaitan kehidupan dan sejarah. Dalam keperawatan, pengkajian riwayat klien sejak dalam kandungan sampai dengan meninggal merupakan sejarah panjang kesehatan yang seharusnya ditelusuri, terutama yang terkait dengan adanya gangguan tubuh kembang. 
Dalam keperawatan, proses awal dari asuhan keperawatan adalah pengkajian, untuk mendapatkan hasil yang objektif perawat perlu banyak belajar tentang fenomena yang terjadi pada klien tersebut yang meliputi penyakit, situasi dan lingkungan, kehidupan fisik, dan juga kehidupan serta sejarah. (Endraswara S. 2006)







BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kehidupan manusia sangat berkaitan dengan budaya. Dalam antropologi, budaya merupakan pola-pola tingkah laku dan pikiran yang dibuat,dipelajari, dan disebarkan oleh manusia. Setiap kelompok manusia memiliki budaya yang berbeda dengan kelompok lain. Karena salah satu sifat kebudayaan itu disebarkan maka kebudayaan tiap-tiap kelompok manusia akan menemukan satu titik yang merupakan titik pertemuan antar kebudayaan dari tiap-tiap kelompok manusia. Dari pertemuan tadi akan terjadi kontak budaya yang berakibat penggabungan antar kebudayaan tanpa menghilangkan kebudayaan sendiri (akulturasi) atau penggabungan antar kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru (asimilasi).
Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma, adat istiadat menjadi acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain. Pola kehidupan yang berlangsung lama dalam suatu tempat, selalu diulangi, membuat manusia terikat dalam proses yang dijalaninya. Keberlangsungaan terus-menerus dan lama merupakan proses internalisasi dari suatu nilai-nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola interaksi perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan ( cultural nursing approach ).
Kultur juga terbagi dalam sub-kultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya menganut pandangan kelompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda. Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
3.2  Saran
·         Bagi institusi Pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di bidang kesehatan sebagai bahan informasi.
·         Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi tentang bentuk kemasan obat.

DAFTAR PUSTAKA
Andrew, MM & Boyle, J.S (2008). Transcultural concept in nursing care. 5th ed. Lippincott,USA
Perry.Potter . (2009) Fundamental Of Nursing. Jakarta : Salemba Medika.
Pratiwi.Arum . (2011). Buku Ajar Keperawatan Transkultural Jogjakarta ,: Gosyen Publishing.
Prima.AE (2011). Transkultural Dalam Keperwatan.
Royal Collage Of Nursing (2006), Trancultural Nursing Care Of Adult; Section One.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

kebutuhan rasa nyaman

bentuk kemasan obat

Teori Leininger